Sunday, July 29, 2012

Repost : Tips Mencari Informasi Kesehatan di Internet


diambil dari link ini , sebuah note di page GESAMUN. Semoga bermanfaat :)

Bismillah.
Diambil dari buku dr.Agnes.

Smart Patient, page 102 - 107

Cara Memilih Situs Terpercaya

1. Saat melihat alamat situs web, perhatikan tiga huruf di belakang titik(dot). Situs yang berakhiran ".com" biasanya adalah situs-situs komersial. Produk mereka juga bisa saja legal, tp sangat mungkin juga ilega atau memang tujuannya untuk penipuan. Situs yang berakhiran ".edu" biasanya menunjukkan bahwa situs itu adaah situs pendidikan. Situs seperti ini tampaknya memang sangat terpercaya, tapi bentuk tentu informasinya komplet dan up to date. Sedangkan alat web yang berakhiran ".gov" menunjukkan bahwa situs ini adalah milik pemerintah, yang juga bisa dipercaya seperti ".edu". Selain itu ada pula situs yang berakhiran ".org" situs ini biasanya dikelolah oleh organisasi non profit yang informasinya relatif berkualitas. Tapi, meskipun alamat situs web yg sudah kita pilih berakhiran .gov, .edu, atau .org tetap saja kita harus mengecek ulang soal kelegalannya. Sebab, orang-orang yang berniat buruk biasanya tahu bahwa pengguna internet percaya pada situs-situs ini, lalu mereka membuat web dengan akhiran yang sama dan menyamarkan niat buruk mereka. Jika tidak ada i ndikasi pemilik situs web, atau kualifikasi pemilik, berhati-harilah jangan lantas percaya pada isinya.

2. Sebelum mempercayai apa yg kita baca secara online, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini terlebih dahulu :
- Seberapa baru informasi yang ditampilkan? jika situs web tersebut sudah tidak pernah update selama sekian bulan atau sekian tahun, artinya informasi yang diberikan sudah basi. Janganlah mengandalkan informasi kesehatan yang umurnya sudah lebih dari dua tahun atau yang tidak mencantumkan tanggal.
- Apakah situs tersebut berisi iklan? atau apakah dalam situs web tersebut terdapat artikel yang ditulis oleh perusahaan lain misalnya perusahaan obat yang menampilkan cara penyembuhan penyakit dengan obat yang mereka jual? kalau seperti itukita harus berhati-hati karena biasanya artikelnya bias. Mereka akan menggunakan data yang mendukung obat mereka saja, Kalaupun sebetulnya penyakit tersebut bisa sembuh sendiri secara alami, biasanya mereka tidak akan mengatakannya.
  • Apakah situs tersebut menyebutkan sumber informasi kesehatannya? apakah fakta-fakta kesehatan yang mereka paparkan dan gambarkan memiliki sumber referensi, seperti misalnya nama, tanggal, dan nomor jurnal dari jurnal kedokteran asalnya?
  • Apakah situs tersebut memberikan link ke sumber referensi lain yang tidak bias, seperti misalnya situs kesehatan pemerintah, agar pembacanya bisa menginformasi ulang informasi yang diberikan atau untuk mempelajari topik-topik tertentu lebih lanjut? jika situs tersebut tidak mencantumkan sumber sama sekali atau hanya mencantumkan sumbernya dokter x misalnya, jangan percayai situs tersebut.
  • Apakah situs tersebut menyarankan sebuat rencana pengobatan yang spesifik ? biasanya situs semacam ini juga hanya situs jualan yang tidak bisa dipercaya.


3. Hati-hati dengan kata-kata "penelitian membuktikan" atau "hasil studi membuktikan". Frase kalimat ini sering kali kita dengar bukan? tapi sebelum yakin betul bahwa apa yg tertulis adalah hasil penelitian yang terpercaya, pastikan dulu informasi berikut: Bagaimana penelitian itu dibuat? Apakah penelitian itu merupakan studi klinis dengan subjek mahluk hidup, sebuah survey, atau hanya sebuah artikel berisi kesimpulan penelitian yang sudah dipublikasikan?

Bahkan Hasil penelitian terpercaya pun setelah disebarluaskan kemudian bisa disalahartikan. Misalnya, terdapat pernyataan seperti ini: "Penelitian membuktikan bahwa orang-orang yang lebih banyak makan sayur dan buah-buahan cenderung lebih rendah angka risiko kankernya dibandingkan dengan orang-orang yang sedikit makan sayur dan buah" Artinya, meski sayur dan buah bermanfaat, kesimpulan yang diambil bukan lantas menyatakan bahwa sayur dan buah bisa mencegah atau mengobati kanker. hal-hal seperti ini kerap disalahartikan.

Seberapa besar penelitian dan berapa lama? Tentu saja, secara umum bisa dikatakan bahwa makin besar penelitan, hasilnya akan makin baik. Penelitian yang melibatkan 3000 orang tentu akan lebih bisa dipercaya dibandingkan dengan penelitian yang hanya memiliki subjek sepuluh orang. Selain itu, penelitian yang dibuat mengikuti jejak orang-orang selama tujuh tahun misalnya, tentu hasilnya akan berbeda dibandingkan dengan penelitian yang hanya membutuhkan waktu lima hari. Seperti kita ingin mengetahui resep rahasia pernikahan samara sebuah pasangan, tentu kita tidak akan bertanya pada pasangan yang baru menikah 3 bulan, bukan?
Kita hanya bisa percaya pada penelitian-penelitian yang dilakukan dengan kontrol, secara random, dan penelitian double blind. Melalu ketiga penelitian ini artinya, subjek penelitian dibagi dalam kelompok dan dipilih secara acak sehingga hasilnya tidak bias. Penelitinya sendiri tidak tahu mana subjek sebenarnya yang diteliti dan mana yang menjadi kelompok kontrol. Dalam sebuah penelitian obat misalnya, subjek penelitian akan diberi plasebo (zat tidak aktif) yang sama sekali tidak memiliki efek. Dengan cara ini hasil penelitian lebih bisa dipercaya.

Dimana penelitian dilakukan? Klinik besar atau universitas rumah sakit ternama tentu juga memiliki dampak yang berbeda.

Siapa yang mendanai penelitian? jika penelitian didanai oleh pihak sponsor seperti pabrik obat, perusahaan makanan atau pribadi, hasil penelitiannya patut dipertanyakan.

Sebagai tambahan, WHO juga mengeluarkan panduan dalam mencermati produk kesehatan yang beredar dalam situs-situs web. saat membaca situs web tersebut, WHO menganjurkan untuk memperhatikan hal-hal berikut :
  1. Jika informasi yang diberikan tampak "to good to be true", kita harus berhati-hati dalam menilai. Tanda-tanda dibawah ini bisa dijadikan patokan bahwa kemungkinan besar apa yang diklaim oleh situs web tersebut tidak bener, diantaranya :

  • Terdapat iklan atau informasi yang biasanya menggunakan data ilmiah bombastis, obat cespleng, produk ekslusif, formula rahasia, bahan-bahan kuno, tidak ada risiko, antipenuaan, meningkatkan kekuatan seks, dan segala macam yang berbau natural.
  • Testimoni dari para konsumen yang menyatakan bahwa mereka mendapatkan hasil yang luar biasa.
  • Daftar panjang penyakit dan gejala yang dapat disembuhkan oleh produk tersebut, misalnya mengklaim bahwa satu produk bisa menyembuhkan penyakit HIV/AIDS, kanker, artitis, penyakit alzeimer, keriput, masalah berat badan, hilang ingatan, dan lain-lain.
  • Iklan yang mencantumkan bahan terbaru dan terkini dalam berita utama
  • Mengklaim bahwa produk mereka hanya tersedia dari satu sumber, untuk waktu terbatas
  • Testimoni dari dokter ahli terkenal
  • Mengklaim bahwa produknya tidak berisiko atau hanya memberikan sedikit informasi (perlu diingat, tidak ada produk atau pengobatan yang sama sekali bebas risiko)
  • Mengklaim bahwa produknya terbukti secara ilmah dan sangat aman.


Produk dengan nama yang sama bisa saja memiliki komposisi bahan yang berbeda dinegara yang berbeda. karenanya, saat mencari informasi, kita harus melihat INN(The International Non-proprietary Name) bahan aktifnya dan bukan hanya melihat berdasarkan nama produk.

Informasi produk harus ditulis selengkap mungkin, dan minimal harus memasukkan elemen-elemen berikut :
- Nama produk
- Bahan aktif
- Nama bahan lain yang diketahui bisa menimbulkan masalah pada beberapa orang
- Kegunaan produk
- Kapan produk itu tak boleh digunakan (misalnya untuk wanita hamil, alergi, dan interaksi dengan obat lain  
   atau makanan)
- Cara pemakaian obat
- kemungkinan efek yang tidak diinginkan
- Bagaimana cara penyimpanan obat
- Nama manufaktur dan kontak informasi
- Tanggal terakhir informasi diupdate


0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com