Sunday, December 30, 2012

Pangsit Kuah

Berawal dari penemuan daging giling di freezer, dan sebungkus kulit pangsit nganggur, saya kepikiran bikin pangsit kuah. Googling resep-resep dan sedikit modifikasi, taraaaaam! Jadi deh pangsit kuah. Saya share resepnya yaa :D

Bahan

Kulit Pangsit berbentuk persegi secukupnya (kira-kira 15 lembar, tergantung pemakaian isi pangsit nantinya)
1 butir telur, ambil putihnya saja untuk merekatkan pangsit

Isi Pangsit:
200 gr Daging Giling
3 siung Bawang Putih, haluskan.
1 sdm tepung tapioka
Merica dan garam secukupnya (kira-kira merica 1/4 sdt. Naah, kalo garam saya bingung mengira-ngira takarannya. Soalnya sepanjang proses pembuatan isi, saya coba colek-colek itu bahan. Kalo dirasa kurang asin, saya tambahin. Wkwkwk. Maklum masih newbie nih)
Bawang daun secukupnya, iris halus.

Bahan Kuah:
Air (tentunya), kira-kira 3/4 panci ukuran sedang
3 siung bawang putih, goreng utuh lalu digeprek (bahasa KBBI-nya digeprek apa ya? Oh, "dimemarkan" kalau ga salah :p )
Garam dan merica secukupnya. Haha. Bingung euuuy kasi takarannya. Ini masaknya pake feeling sih. (Feeling kaleng apa feeling beling, is? // Itu 'piring' kaleee #jayus )
Bawang daun secukupnya iris halus
2 siung bawang merah, iris, lalu goreng
Ohiya, tak lupa kaldu ayam bubuk a.k.a Mas*ako atau R*yco secukupnya (again)
>> ini kalo ketauan si papah pasti komennya: "Ih, teu kaci make bumbu jadi mah!" yang artinya "Ih, curang kalo pake bumbu jadi, macam Mas*ko atau R*yco" . Beliau menganggap pemakaian bumbu instan dalam masakan supaya masakannya enak adalah kecurangan -__-

Cara membuat

Isi:
  1. Didihkan air, rebus daging giling hingga matang (tanda matang: warna berubah dari merah segar menjadi coklat), sisihkan. 
  2. Campur daging dengan bawang putih yang dihaluskan, garam, merica, tepung tapioka dan bawang daun. Aduk hingga rata.

Pangsit:
  1. Letakkan adonan daging ke atas kulit pangsit secukupnya (dikira-kira biar bisa dilipat kulitnya), lipat segitiga atau lipat segiempat, terseraah. Yang penting nutuup. Hehe. Biar nempel, olesi putih telurnya ya ke pinggiran kulit pangsit.
  2. Kukus selama kurang lebih 30 menit.

Kuah:
Didihkan air, masukan bawang putih, garam, merica. Terakhir masukkan bawang daun dan bawang goreng. Jadi deeeh :D
this is it! Pangsit Kuah ala chef aisyah ibadi B-)


Selamat menikmatiiiii :)

 

*Tips:
  • Belajar dari pengalaman saya hari ini, kulit pangsit yang saya gunakan sedikit keras di salah satu sisinya. Hal ini membuat saya kesulitan saat melipat pangsit. Oleh karena itu, saya buang bagian tersebut, kira-kira lebarnya 1,5 cm. Kulit pangsit "buangan" itu saya goreng, jadi pelengkap pangsit kuahnya deh :D
  • Akan lebih enak (dan mengenyangkan juga sih :p ) kalau dilengkapi dengan tahu goreng dan soun/ mie ;)

Tuesday, December 25, 2012

Toleran?

Akhir-akhir ini, menjelang natal, muncul perdebatan soal boleh tidaknya seorang muslim mengucapkan selamat natal.
Hal "lucu" yang tertangkap oleh saya dari "kisruh" ucapan natal ini, ada orang-orang yang menyudutkan pihak yang memilih untuk tidak mengucapkan selamat natal kepada umat kristiani.
Seolah mereka yang memilih untuk tidak mengucapkan selamat, tidaklah toleran dengan umat beragama lain.
Begitukah orang-orang yang mengklaim dirinya toleran, menyikapi pihak lain yang berbeda pendapat dengannya?

PR nya banyak

hari ini belajar tahsin sama kakak. sedikit, tapi banyak *lah*
dan kerasa banget bacaan saya masih jauuuuuuuuuh dari predikat tartil.
evaluasi dari kakak: masih ga konsisten masalah harokat.
terus ngobrol2 soal makhroj.
susah banget yaa, itu nyebut huruf  "ja" ternyata lidahnya ga boleh nempel ke atas, nyebut huruf  "sho" bibirnya ga boleh majuu~
*nah, coba praktekkin aja sendiri*
haaaah, masih harus banyak belajar dan sering-sering ngaji ya aiiiis!
fightiing!
*pasang iket kepala*
Friday, December 21, 2012

platonic relationship

Dear you,
Aku tidak ingat bagaimana awal mulanya
Sampai akhirnya, yang kurasakan kemudian, kau dan aku, dekat.
Aku, di dekatmu, nyaman.
Dan kau mengatakan hal yang sama.
Selanjutnya, hari-hari kita diisi dengan berbagi tawa, juga duka.
Aku mempercayaimu, begitupun kamu.
Tak sedikitpun ragu untuk bersandar pada bahumu, seperti halnya tanganku yang selalu terbuka untukmu.
Sulit rasanya mendefinisikan bagaimana kita selama ini.
Meskipun kita merasakan hal yang sama.
Satu hal yang pasti dan  tak pernah kita lampaui,
kau,
dan aku,
teman.
Tidak lebih.

mencoba menggambarkan seseorang yang terlibat platonic relationship.hehe




Doa

Doa itu memiliki pilar, sayap, musabab, dan waktu.
Bila sesuai pilarnya akan menguat, bila sesuai sayapnya akan terbang ke langit, bila sesuai waktunya akan beruntung, bila sesuai dengan musababnya maka akan berhasil.
Adapun pilarnya adalah hadirnya hati secara lembut, khusyu' dan pasrah kepada Allah.
Sayapnya adalah jujur.
Waktunya adalah waktu sahur.
Dan, musababnya adalah membaca shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW
Ibnu Atha'
(dikutip dari Majalah Tarbawi Edisi 283)

alhamdulillaah, ga sengaja baca Tarbawi yang 'nemu' di antara tumpukan koran :')
*jadi evaluasi doa-doa selama ini* 
Wednesday, December 19, 2012

maximize our capacity

Tidak semua orang berperilaku sesuai dengan standar kita.
Untuk itulah Allah memberi kita kapasitas untuk bersabar, toleran, dan empati.
Seperti halnya kehidupan yang tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita,
maka Allah memberi kita kapasitas untuk tawakal, berprasangka baik dan bersemangat!
Semangat pagi kamuu! :)


Tuesday, December 18, 2012

another wish of mine

Akhir-akhir ini menemukan keasyikan dalam menulis.
Berawal dari curhat lewat tulisan, lama kelamaan 'gatel' ingin bikin novel/cerpen/ dll
Jadi inget dulu waktu SMP sempet bikin cerpen untuk dikirim ke majalah Gadis, tapi berakhir di laci meja belajar, karena ga pede :p
Sempet juga bikin cerita cinta, terinspirasi dari pengalaman pribadi (uhuk!), semacam teenlit yang waktu itu emang lagi ngetren, tapi ga selesai. Berhubung keburu patah hati dan berlanjut move on :p
Usia kuliahan gini, terutama semenjak ngeblog, merasa semangat tulis menulis bangkit lagi.
Kalo dipikir-pikir, menjadi penulis itu waktunya fleksibel.
Ya, berhubung saya calon pengurus rumah tangga, mau ga mau harus memikirkan kegiatan apa yang sekiranya tidak terlalu mengganggu kewajiban rumah tangga nantinya #ehem
Tentunya kegiatan itu harus yang saya suka, seperti menulis.
Ah, semoga saya bisa menjadi penulis yang karyanya bisa bermanfaat bagi orang banyak!
Aamiin.
Oh iya, ini ada beberapa artikel berisi tips menulis cerita dari salah satu penuls favorit saya, Mbak Asma Nadia. Cekidooot :)


dan sepertinya, buku ini bagus untuk kita-kita yang mau jadi penulis, saya belum baca sih, baru nemu pas googling tentang tips menulis barusan. heheh
Proses Kreatif Penulis Hebat



Thanks to papah, yang waktu saya SD, dengan cara yang fun meminta kami, anak-anaknya, untuk menulis cerita (kegiatan) weekend setiap hari Senin. Lalu cerita kami dipajang di spot khusus yang disediakan di rumah. Sangat kerasa manfaatnya, pah :) Aku juga gitu ah nanti sama anakku. Boleh ya calon suami? *ngomong sama tembok*
Sunday, December 16, 2012

Moments @ Tara Salvia

1 F on Sundaneese Day :D
(Left to the Right) Mareeq - Argya - Jadwa, threehandsome :D
1 F in action! :) Singing "Colors" from Barney
My favourite: Chessa and Yasmin
 w/ kebaya on Sundaneese Day

 
Little Mermaid on Costume Parade (Book Week)

One of student presenting his poster about healthy life :)

Sayonara, Tara Salvia :')

Sudah hampir 3 bulan lamanya saya magang di Tara Salvia.
Dan saat saya menulis postingan ini, waktu magang saya sudah berakhir. Hiks
Sekolah yang lucu, baik dari segi bangunan fisiknya, murid-muridnya dan juga guru-gurunya :p
Senang sekali bisa menjadi bagian dari Tara Salvia ini meski hanya sebentar.

Di Tara Salvia, begitu banyak pelajaran yang saya dapat.
Terutama soal konsistensi dan ketegasan untuk membentuk perilaku yang diharapkan pada anak.
Konsistensi dan ketegasan, dua hal yang saya rasa merupakan kelemahan diri dalam pembelajaran menjadi seorang pendidik.
Senang sekali dan tentunya sangat bersyukur mendapatkan role model yang baik untuk dua hal tersebut.
Seperti menemukan jawaban yang selama ini saya cari.
Terimakasih guru-guru Tara Salvia :')
*terutama untuk guru-guru Gedung I tempat saya bermukim.Hehehe*

Di Tara Salvia, saya mendapatkan gambaran yang cukup jelas, mengenai apa yang benar-benar saya inginkan dengan ilmu yang saya punya.
Saya sendiri berminat untuk mendalami anak-anak berkebutuhan khusus dan pendidikannya.
Tara Salvia ini merupakan sekolah inklusi, dimana anak berkebutuhan khusus turut serta berada di kelas bersama anak-anak lain.
Anak berkebutuhan khusus ini ada kalanya mengikuti pelajaran di kelas, namun ada kalanya berada di luar kelas untuk mengikuti program individual yang dirancang khusus oleh sekolah dan terapis, sesuai dengan kebutuhannya.
Saya mendengar dan melihat sendiri, bagaimana pijar bahagia yang terpancar dari mata orangtua dengan anak berkebutuhan khusus saat ia menceritakan kemajuan anaknya setelah bersekolah di sini.
Semoga suatu hari nanti, dengan ilmu yang saya punya, saya bisa turut menyalakan pijar-pijar kebahagiaan itu. Aamiin.
Dari hasil obrol-obrol dengan beberapa guru, ternyata tenaga psikolog yang mendalami dan ahli seputar anak-anak berkebutuhan khusus dan pendidikan khusus itu sangat dibutuhkan.
Waaah, rasanya semakin semangat dengan cita-cita yang saya punya :)

Di Tara Salvia, saya diingatkan akan satu hal penting bahwa menjadi seorang psikolog anak tidak hanya harus berhadapan dengan anak, tetapi juga orangtuanya.
IMHO, orangtua (ataupun orang dewasa lain yang bertanggung jawab penuh atas kehidupan anak) adalah faktor penting dalam keberhasilan pendidikan anak. Pendidikan sebagus apapun yang diberikan sekolah  tidak akan efektif jika tidak dilanjutkan di rumah, oleh orangtua.
Tidak semua orangtua punya kesadaran akan pentingnya melanjutkan pembelajaran yang diberikan sekolah di rumah.
Pun tidak semua orangtua menerima saat dikatakan bahwa anaknya memiliki kebutuhan khusus.
Child psychologist must dealing well with parents!


Sungguh, saya sangat bersyukur untuk 3 bulan yang menyenangkan dan penuh pembelajaran ini :')
Sayonara, Tara Salvia!
Semoga di lain kesempatan, saya datang kembali dengan status mahasiswa S2 - Psikolog Anak, yaaa :D

hasil iseng-iseng di kala senggang :D





Thursday, December 13, 2012

The Last Day

Aaaaa,
Besok hari terakhir saya magang di Tara Salvia
Sedih deh.
Akan kangen Arvan dan Shilend yang ganteng
#lah
Akan kangen sama sekolahnya,
display karya anaknya,
guru-gurunya,
dan tentunya, murid-muridnyaa :'''(
Sunday, December 9, 2012

brave enough to confront ?

waktu chat sama temen tentang "sesuatu", saya ditunjukkin quote yang ia ambil dari tumblr:
you can't heal what you refuse to confront
wiiii, no need to fear it, aisyah ibadi.
sure, if the time has come, i'll confront if it is needed :p
*cengar-cengir*

Repost: Beda Pendapat dan Budi Pekerti

tulisan ini baru saya sadari keberadaannya di kalender islami yang ada di rumah :p
semoga bermanfaat :)

Seringkali kita dibuat resah, terombang-ambing di dalam meyakini sebuah kebenaran di dalam tata cara beribadah, "Saya mau pake cara yang mana? Saya ini mau ikut ustadz yang mana, sih?". Masing-masing kelompok, atau masing-masing ustadz merasa pendapatnyalah yang benar, di luar golongannya dianggap salah. Lalu apa yang harus kita lakukan saat harus menghadapi kondisi seperti ini?
Perlu dicamkan bahwa segala aturan ibadah haruslah berdasarkan apa yang dicontohkan Rasulullah. Oleh karenanya, yang harus kita lakukan adalah:
1. Bersikap netral dulu, tidak memihak pada salah satu pendapat
2. Mintalah dalil dari Al-Qur'an dan Hadits yang kuat dari masing-masing ustadz yang berbeda pendapat tersebut, lalu Bismillah, pilihlah dalil mana yang lebih kita percayai dari para ustadz tersebut
3. Setelah memilih, janganlah menyalahkan keterangan ustadz yang tidak kita pilih, karena bukan hak kita untuk memvonis perihal salah benarnya sebuah persoalan. Apalagi kita hanya sekedar pengikut yang minim keilmuannya.

Terakhir dan yang paling penting, marilah kita saling menjaga perasaan dari saudara-saudara kita yang berbeda pengamalan ibadahnya dengan budi pekerti yang tinggi; saling menghormati, menyayangi dan mari saling bersilaturahim.Niscaya walaupun kita berbeda pengamalan ibadah, namun perbedaan kita bagaikan warna-warni pelangi dimana meskipun berbeda warna akan tetapi tidak memperburuk pergaulan dalam masyarakat. Bahkan menambah kecantikan seperti indahnya pelangi

Thursday, December 6, 2012

It's About Your Mind


Everything comes from the mind aiis
Jadi, be brave and stay positive aja :)

- Eka M. R.


thanks a lot Eky, for a great, insightful chat tonight :)

Hak Anak Kita (Kelak)

Berawal dari percakapan dengan seorang sahabat, tentang penyakitnya, tentang kebiasaan makannya yang kurang sehat sehingga menyebabkan sakit...


gw tau sih,, itu ada bahayanya.. apalagi dijadikan hobby
tapi mao gimana lagi.. klo kemana2 aja yg dicari ya makan itu

bisa ditahan kok, inget-inget  aja akibatnya
terus bahaya jg kan kalo ngelahirin normal ntar
penderita *sensor* tuh high risk ngelahirin normal
just commit to yourself that your child have a right for having a healthy mom

eh.. iya jg yaa
gw gak kepikiran ampe ke sonoh
iya..iya. bener tuh

hehe. note to myself jg sih.  gue sendiri orgnya jg gampang sakit, begadang dikit aja ambruk.wkwkw. yaa, lo bayangin aja ntar kalo udh berkeluarga, kalo sakit2an kan kasihan suami dan anak, sementara hidup sehat bukan hal yg instan tp harus dibiasakan . betul ibu-ibuuu? :)

betuuulll bapak-bapak
ust benry pernah bilang sejak sebelum anak lahir, bahkan dia sudah punya hak. Anak itu punya hak untuk dapet orang tua yg baik (lahir dan batin)
nah.. kewajiban kita adalah mencarinya
setuju kan lo?
hehe
dia jg cerita
dulu pernah ada seorang pria yg baru menikah setelah umur 40 thn
setelah punya anak
anak itu nanya ke bapaknya, "pak kenapa sih bapak menikahi ibu di usia yg sudah tua?"
bapak itu menjawab "karena bapak menghabiskan waktu bapak untuk memperbaiki diri dan mencarikan ibu yg terbaik untuk kamu, nak"
begitu ..

tp gue ga mau nikah tuaaa
Btw, nice sharing sob ;)
Tuesday, December 4, 2012

hubungan

sebuah obrolan random yang awalnya gosipin salah satu skandal pejabat daerah, eh emang dasar dewasa muda, ujungnya tetep topik ini :p


eh lo gimana ngeliat suatu hubungan?
setuju ama pacaran?

pacaran? definisi pacaran yg lo maksud itu yg bagaimana nih?

nah gw mau liat sudut pandang lo
kalo menuju pernikahan nanti, lo lebih setuju untuk "pacaran" atau gak sama sekali
eh emang ta'aruf itu ky apa sik?
gak paham sama sekali gw sm alurnya
karena beda golongan beda juga caranya

gw sih akan "pacaran" sama org yg memang menyatakan bahwa dia serius mau nikah sama gue. kegiatan pacaran yg gue harapkan itu ya mengenal satu sama lain, mulai dr hal-hal personal seperti hobi, kebiasaan, sampe hal2 yg rada 'visioner' kayak pandangan soal pernikahan, harapan dia thd pasangan saat berumahtangga nanti, pandangan soal mendidik anak, dll
jadi lebih ke menyamakan visi misi dan persepsi ttg pernikahan
dan juga mengetahui harapan dia, dia maunya pasangan yg kayak apa
gw sendiri ngerasa proses kayak gitu paling lama sebulan
lebih dari itu gue anggep ga serius
krn menurut gue, kalo lo belum ngerasa siap menikah, ya gausahlah pdkt ama cewek
pdkt ama cewek ya kalo lo udh siap 'menanggung'
masa lu gatau proses taaruf? lo kan anak rohiiis :p

subhanallah, ceramah bu aji?

eh tapi interaksi selama pacaran itu dijaga juga
hahahahah

yang mau curhat kan sayah

hahahha
kan lo nanya,ya gue jawab
:p

itu pertanyaan intermezzo doang sebenernya
ibarat kata cuma pemantik
eh  ini langsung kebakar

:))
maap maaaaap
hahahha
oke lanjuuut

nah

skrg lo yg ngomong deh

berarti lo ngeliat hubungan itu komitmen kan?
iya nih gw yg ngomong
kalo gw mau berhubungan sama perempuan:
1. gw CINTA sama dia
2. dia CINTA sama gw
3. dia tau apa konsep gw dan bisa dijalankan
4. gw tau keluarganya dan gw udah bisa prediksi untuk bisa kooperatif dengan keluarganya
urutan menentukan prioritas
tapi kan gini,
itu kan secara konsep aja
ujung2nya like you admire some company that you would like to be their part then you should met the system first
ketemua HRD dan yg terpenting user
kalo user nya nolak, ini kan yang berabe
kalo menurut lo, pernikahan macem apa yang bisa langgeng dengan penolakan dari user tersebut?

Maksudnya, ini kalo org yg kita incer ternyata menolak kita gitu?

Bukan
orang tuanya misalnya

Karena kita dibesarkan dlm budaya timur, akan sulit kalau penolakan dtg dr ortu, krn menikah di sini bukan hanya menyatukan dua individu, tp jg dua keluarga. kecuali ya, kalo dua org yg menikah itumemang tdk terlalu ambil pusing dg hal2 itu selama yakin dg pasangan masing2

Iya sih timur
tapi lu cinta ama dia, gmn dong?

Hmm,kira2 alasan penolakannya seperti apa ?

Ya ga tau. mungkin karena gw terlalu ganteng misalnya..
*hatchii
bisa ga sih ambil gampangnya aja?
yaudah putus. cari yang laen. beres

*hoek (on: ganteng)
nah itu lo tau jawabannya
wkwkwkw

Tapi lu cinta ama dia?
ini gw mau liat sudut pandang perempuan aja
kalo masalah cinta sih gw juga pake perasaan
apa harus dukun yang bertindak??

Skrg pilih deh, ukur kemampuan diri: sanggup ga menjalani pernikahan tnp restu dr saloah satu pihak? kalo sanggup ya siap tanggung resiko dan kemungkinan2 pahitnya. kalo engga sih ya mungkin emg bukan jodoh. gw sih pilih yang kedua. toh Allah maha pembolak-balik hati manusia kan
sekrang cinta, besok juga bisa ga cinta #asek

emang lu dah emak2
aseli cocok
bijak tapi gimana gitu

zzzzzzz *lempar cobek*
bijak-nya cewek banget ya? emosional cewe gitu ye?
wkwkwk

haha
kaga dapet nih gw outputan yang diinginkan
atau gw ubah bahasa kalimatnya

ah lo nanya gue jgn2 untuk dpt pembenaran?
hahaha
coba2 diubah kalimatnye

ih ngapain juga
siapa elo woy
haha
Monday, December 3, 2012

Yakin?

mencoba mengeluarkan isi hati karena tontonan tadi pagi

Pagi tadi, setelah shalat subuh, saya dan sohib saya, Aisha Salsabila a.k.a Ai, menonton Acara Ustadz Yusuf Mansyur di ANTV.
Isi acaranya sendiri menampilkan Ustadz YM yang menceritakan kisah-kisah nyata bagaimana janji Allah terbukti, mengembalikan uang yang kita sedekahkan sebanyak 10 kali lipat (Q.S. 6: 160).
Dari cerita-cerita itu, Ust. YM menekankan pentingnya keyakinan bahwa apa-apa yang kita sedekahkan akan dibalas oleh Allah 10 kali lipat. Itupun jumlah minimal, jadi bisa lebih dari 10 kali lipat.
Punya utang 3000.000, misalnya. Ya keluarkan aja sedekah 300.000, nanti Allah akan balas dengan 3000.000.
Mau kaya? Ya sedekah aja. Sedekah sama sekali tidak mengurangi harta, malah sebaliknya, karena toh Allah akan melipatgandakannya (Teori Matematika Sedekah ala Ust. YM).
Inilah yang harus kita yakini dan ini pula menurut kami (saya dan Ai) yang menjadi masalahnya.
Kami merasa untuk meyakini hal itu tidaklah mudah.
Kami sependapat, bahwa keragu-raguan kami disebabkan 'terlalu banyak mikir'.
Maksudnya, ketika kita mengeluarkan sedekah, kita lalu berpikir  Bagaimana caranya akan kembali sepuluh kali lipat? Bagaimana bisa sedangkan saya cuma bla..bla..bla..bla dan sederet pikiran-pikiran lain.
Hmm, padahal kalo dari cerita-ceritanya Ust. YM, cara-cara Allah mengembalikan uang yang disedekahkan itu tak terduga, 'ajaib'. Tak terjangkau oleh akal kita.
Jadi?
Jadi saya sama Ai sama-sama dihantui (duile bahasanyee) satu pertanyaan: "Gimana caranya supaya yakin, seyakin-yakinnya, sama Allah?"
Kami belajar rukun iman yang enam dimana salah satunya adalah iman kepada Allah. Tapi kalau mau evaluasi diri, alangkah galaunyaa kami iniii (Ai: Kami? Lw aja kali aiiis!)
Ya galau karir, rejeki, dan.....jodoh. Jeng jeeeng!
Ai bilang, padahal kalau kitanya benar-benar beriman kepada Allah, mungkin ga akan galau sebab yakin bahwa semua akan diatur oleh Allah.
Hmm. Hmm. Hmm *ngangguk-ngangguk mengiyakan*
Selesai acara Ust. YM itu kamipun makan saltcheese sandwich. Enak loh *sampah lu, iis*

Terus akhirnya gantung, soalnya yang nulis juga masih mikir soal ini.Hehehe.
Mariii, sama-sama berusaha dan belajar menyempurnakan iman :)
Btw, yakin dan percaya itu berbeda. Perbedaan antara keduanya dijelaskan dengan baik di postingan ini: Yakin atau Percaya 

 

Blog Template by BloggerCandy.com