Monday, August 29, 2011

(#randomthings ) PIDT* @ Bandung : Hello! – Count me in! – Sayonara!

*PIDT = Pesantren Itikaf Daarut Tahiid

#Hello!

“Welcome to Daarut Tauhiid again, Aisyah Ibadeeeh!” adalah kalimat pertama yang saya teriakan dalam hati saat melihat mesjid DT. Aaaah, I miss atmosphere here, sooo much! Adem lahir batin :)
Di DAMRI menuju DT, saya bareng sama seorang akhwat. Terus saya naek becak bareng. Eh dibayarin pulak. Alhamdulillaaah. Nuhun teh, semoga dibalas oleh Allah dengan kebaikan yang berlipat ganda :D

Pada awalnya saya luntang-lantung ga jelas setibanya di DT, karena saat mau daftar ga ada anak DKM yang bisa “merespon” kedatangan saya. Jadi agak bingung harus kemana dan mau apa. Yaudah deh, mondar-mandir aja di tempat akhwat. Banyak berubah ya masjidnya, soalnya terakhir kali ke DT pas Sanlat SMP, sekitar tahun 2003 (Oh my, sekarang saya sudah tua -__- sudah kuliah semester 7). Untung muncul teh Rini yang lemah-lembut dan ramah (salah satu hal yg bikin saya suka sama DT, teteh-tetehnya begini nih modelnya :D) menemani saya ke Muslimah Center. Ada kegiatan yang sedang berlangsung di sana. Alhamdulillah :)

Di deket Muslimah Center ada GDA’s Gallery, butik punya teh Ghaida, putri Aa Gym. Setau saya dia emang suka desain baju gitu. Pengen masuk dan liat-liat, tapi ga berani soalnya ga bawa duit lebih. Hihi.

#Count me in!
Yak. Di Daarut Tauhiid ini cukup banyak keluarga muda (pastinya pasangan ikhwan-akhwat gitu deh :p) yang itikaf. Aiiih, romantis-religius (kalo emang ada istilah kaya gini ye) bangeet. Oenjoe. So sweet. dsb.dsb. Anak-anaknya juga lucu-lucu banget, pengen bungkus trus bawa pulang. Nyehehehe *grin evil* Dan saya pun bercita-cita --> dapet suami yang bisa diajak/ ngajak itikaf bareeeng :D :D

Ngeliat beberapa ikhwan yang dengerin ceramah sambil ngasuh anak. Seneng deh kalo udah liat cowok ngegendong/ngasuh anak kecil, aura ke-bapak-annya itu loh. Rrrawr! (apasih is) Sama senengnya kalo liat anak cowok nemenin nyokapnya belanja :D

Ngeliat teh Ghaida langsung, cantiiik banget. Putih bersih. Putrinya juga cantik dan lucuu, gembil :D

Heiyaa. Ternyata ada beberapa peserta itikaf yang pengen nyari jodoh di DT, nyari jodoh anu sholeh ceunah :D Usianya sekitar 3-7 tahun di atas saya lah. Lucu deh melihat “kelabilan” dewasa muda yang pengen menunaikan tugas perkembangannya (nikah), apalagi saat ada peserta lain yang seumuran ibu saya menasehati dan menceritakan pengalamannya seputar jodoh. Saya sih nyimak ajah (padahal ngarep dicariin.hahaha.ngga deng). Semoga ketemu dan berjodoh dgn ikhwan yg diharapkan ya, teh ;)

Kenapa ya,tiap ada di daerah dingin seperti di Bandung dan di rumah nenek saya (Wanayasa), muka saya nampak lebih cantik. Bhahahaha. Ga berminyak, ga keringetan, ga merah karena kepanasan, pori-pori terlihat lebih kecil, pokoknya mempesona deh *najongs*

Ke Bandung pas bulan puasa itu ga enaaak. Gabisa jajan banyak #nangisdipojokan #ngacai

Nemuin cemilan enak di SMM (Mini Market yang dikelola DT) -->  bakso stick! Pedes gurih bikin nagiiih :9 MSG? Lupakan sajaaa! Huahahaha. Saya juga nyobain BasReng a.k.a bakso goreng yang bikin mow mow lagi di DT. Yummy!!

Saya menemukan ustad yang ciamik bangeet. Recommended! :D
Pertama, Ust. Hilman Rosyad. Kajiannya waktu itu seputar zakat cukup mencerahkan bagi saya. Doakan yah supaya saya berkesempatan menuliskan kajian zakat dari beliau :D Ranking-nya No.2 setelah Aa Gym lah. Ahiw!
Kedua, Ust. Amri. Sumpaaaah, lucunya kebangetan ini ustad. Lucunya ga “seaneh” kayak ustad-ustad yang bertebaran sekarang ini. Ceramahnya lucu, nyinyir, menyentil namun cerdas. Cara beliau membawakan materi nya itu loh, ga bikin bosen apalagi ngantuk. Rangkingnya? Setara sama Aa Gym! Bedanya, kalo Ustad ini unggul dalam memotivasi, kalo Aa ya unggul dalam menyentuh qolbu. Ahiwiwiw!


#Sayonara!
Perasaan saya campur aduk saat ingin meninggalkan DT. Senang karena akan bertemu keluarga di Wanayasa. Sedih karena selama di DT saya merasakan ketenangan batin dan merasa enggan menghadapi “realita” di luar sana yang tentunya banyak menimbulkan pergolakan dalam diri saya (aih, bahasanyaaa -__-). Yah, toh hidup adalah dinamika. Kalo stabil terus sih, ga hidup namanya. Ya kan? ;)

Sekitar 20 menit nungguin DAMRI Ledeng-Lw.Panjang, lalu naik dengan selamat. Sesaat setelah duduk, baru nyadar kalo ke rumah nenek di Wanayasa dari Geger Kalong teh lebih deket lewat Lembang (yang artinya ga usah nungguin DAMRI, gausah nyebrang jugaaaa serta dapat ditjapai dalam tempo sesingkat-singkatnja). YAUDAH SIH YAA. Males banget turun lalu nyebrang lagi :’( itung-itung ngabuburitt. Alhamdulillah yaa, “sesuatu”. #syahrini mode: ON

Dalam perjalanan menuju Purwakarta
@ Bus Primajasa Bandung-Cikarang, ga sengaja nyimak pembicaraan antara ayah-anak. Suara anaknya imut-imut sih, jadi menarik perhatian saya. Mereka duduk di belakang saya, jadi saya ga bisa lihat mereka
Anak: “Ayaah, mau beli ituu” (waktu itu ada pedagang asongan, yg saya lupa jual apaan)
Ayah: “Jangan yah, ga cukup uangnya. Nanti ga sampai rumah.”
*suara anak hilang. Ga ada respon. Tumben anak kecil ga ngerengek-rengek. Entah kenapa saya agak sedih mendengar jawaban si Ayah :’( Cengeng memang.
Beberapa jam kemudian, terdengar si Ayah menerima telepon, entah dari siapa.
Anak: (nampaknya berusaha ikut pembicaraan antara ayahnya dengan seseorang di telepon itu) “Beliin sepedaa!”
Ayah: “Iya. Nanti”
Anak: “Beliin!”
Ayah: “Iya, nanti yah belinya sama kamunya. Kan nanti harus cocok besarnya sama kamu, sadelnya, tingginya”
Anak: “Pengen yang tinggi siga nu di tipi-tipi”
Ayah: “iya iya..”
*dari suaranya, terdengar ke-bapak-an banget si ayah ini waktu berbicara sama anaknya. Terus terenyuh lagi deh hati saya. Susah memang kalo melankolis.*

Yaps. Sekian #randomthings PIDT-nya. Saya kesana sendirian. Tanpa teman, keluarga atau orang yang dikenal. Saya memang butuh sendiri. Dan ga selamanya sendirian itu menyedihkan (ya, mungkin terlihat menyedihkan bagi beberapa orang). Saya menikmati kesendirian saya itu. Saya selalu senang menceburkan diri di lingkungan dimana tak ada satupun orang yang kita kenal, bepergian sendiri di tempat yang “medan” belum dikuasai. Nyasar karena kemampuan spasial saya tiarap minta ampun, namun itu hal yang menyenangkan buat saya :D

Sayonara, Daarut Tauhiid Bandung! “Sesuatu” banget deh, alhamdulillah yaa :D :D
Friday, August 26, 2011

Lupa

ini udah lama kesimpen di draft.
baru di publish sekarang.
nyeheheh

entah kenapa, kemarin saat perjalanan menuju daarut tauhiid, Bandung, mata saya berkaca-kaca saat mendengar lagu Persembahan Cinta yg dinyanyikan Gradasi. Saya jg gatau kenapa. Tapi mendalami liriknya, rasanya maluu sekali. Malu karena tiap jatuh cinta pada lawan jenis, sepertinya saya tidak mengikutsertakan Allah di dalamnya. Padahal kan,kalo boleh dibilang, Dia-lah sumber cinta yg muncul dalam diri manusia, yg memegang hati manusia, yg memfitrahi manusia dg perasaan yg berjuta rasanya itu.
Hmm, terlalu sibuk dengan manusia-nya, sampai lupa bahwa ada yang menguasai manusia lebih dari segalanya :')

Gradasi - Persembahan Cinta
Disaat cinta menyemai rasa di jiwa
Menghiasi hidup indahkan masa
Luluhkan dengki menghapuskan benci

Kala cahya-Nya membuka mata yang terlena

Sadarkan dari nafsu akan dunia
Rasa yang fana dan maya semata

Reff :
Kan ku ungkap rasa yang terindah
Tentang berkembangnya cinta
Yang semerbak wangi dalam jiwa
Yang kekal abadi s'lamanya

Hanyalah untuk Allah
Kan ku persembahkan
Cinta yang tertinggi dan termurni
Yang tumbuh dalam nurani

Hanyalah untuk Allah
S'lalu ku sandarkan
Segala pengharapan dan do'a
Beri daku cahya-Mu
Wednesday, August 24, 2011

A Poem that I adore so much (beside "dalam doaku")

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu


tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu


tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu


Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada

-Sapardi Djoko Damono-
Tuesday, August 23, 2011

Dalam Doaku

Dalam Doaku

(Sapardi Joko Damono, 1989, kumpulan sajak “Hujan Bulan Juni”)

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu

semangat menata hati dan perasaan :) #selftalk
Thursday, August 11, 2011

#thinkrandom

kalo dipikir-pikir, saya amat sangat beruntung mendapat jatah magang di bulan puasa.
setidaknya saya mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat, kan?
alhamdulillah :)
*kalo di rumah mah bawaannya tidur, gogoleran dan fesbukan :p

magang @mandiga #2: random

err.karena belom selesai magang, saya putuskan untuk menunda postingan ttg anak-anak mandiga karenaa saya belom melihat keunikan semua siswanya :D

#1
"Bu Ais, tolong awasi A yah, biasanya dia pipis dulu sebelum masuk kelas" kata Bu Siti menunjuk ke siswa yang baru saja datang. Oh oke, pagi ini saya mengawali magang dengan menemani siswa pipiis. Baiklah. Saya pun menghampiri anak itu. Oh iya, fyi anak itu laki-laki ya. heheh
Berikut adalah percakapan antara saya (S) dan si Anak (A)
A: (beranjak menuju wc, membuka celana.)
Eww, saya melihat "sesuatu" yang terakhir kali saya lihat punya sepupu saya
Loh, loh tapi dia kok ga pegang "anu" nya lalu mengarahkannya ke lobang WC sih??
(biasanya saya melihat kakak dan adik saya kalo pipis seperti itu soalnya. Saya liatnya waktu kecil yaa.ehehehe)
Waduuh, cilaka 13 inih. bisa ngapret kemana-mana air pipisnya. Masa iya mau saya pegang terus saya arahkan? Pegang dengan tangan saya? Ewww.Agak segan juga, itu barang yang amat pribadi soalnya.
Akhirnya, dia pun pipis, dan benar saja, air pipisnya ngapret kemana-mana. aduuh,kasian kan kalo yang mau pipis berikutnya.akhir cerita, saya bersihkan sebersih-bersihnya kamar mandi itu.huhuhuhuu

#2
Yay! akhirnya tiba juga giliran observasi kelas. Mata pelajaran hari ini adalah aplikasi. Kegiatannya, para siswa berperan sebagai "ibu-ibu" (siswi deng, karena yang saya observasi kelas siang dimana semua muridnya adalah perempuan. sebaliknya dengan kelas pagi *di mandiga ada kelas pagi dan kelas siang*) sedangkan guru berperan sebagai petugas kelurahan. Ceritanya "ibu-ibu" ini sedang antri untuk membuat KTP. Mereka diminta menulis nama, tanggal dan sekolah. Sulit bagi saya untuk menggambarkan kejadian waktu itu lewat kata-kata. Yang jelas, menyenangkan sekali mengobservasi kegiatan ini. Apalagi siswi yang bernama Aini. Waaw, dia favorit saya. Suaranya lembuut sekali. ekspresinya juga suka lucu :D anak-anak ini serius sekali (beberapa sih) berperan sebagai ibu-ibu. Salut deh sama sekolah mandiga, pelajarannya dibungkus sedemikian rupa sehingga (menurut saya) tidak membosankan :D

#3
pada suatu hari, saya diminta mengawasi dan mengingatkan Dio, salah satu siswa mandiga, untuk segera membereskan bekas makannya. Saat saya ingatkan: "Dio, ayo segera dibereskan bekas makannya", ia berusaha meraih tangan saya. Ternyata dia mengajak saya untuk tos jempol, dimana ia menyentuhkan jempolnya ke jempol saya. Lalu dengan segera dia membereskan bekas makannya. Ah Diooo, kamu ada-ada aja deh :D

#4
Selesai memakai komputer sekolah, ternyata ada anak yang sedari tadi mengawasi saya. Ya, dia mau main games di komputer. Begitu saya meninggalkan komputer, ia segera menghampiri komputer lalu memainkan games. Namun sayang, baru sebentar menyentuh keyboard komputer, ia dipanggil mamanya untuk terapi. Tentu saja ia mengeluh, menolak meninggalkan komputer. Ibunya pun mengancam bahwa ia boleh bermain komputer itu, tapi tidak diijinkan bermain laptop di rumah. O ow, tentu saja anak itu patuh ("okey mom, okee.aku selesai nih"). ia menghampiri ibunya, namun tak lama ia kembali menuju komputer. Tentu saja sang ibu mengeluarkan ancamannya lagi. Anak itu lalu menghampiri saya "Tuh kan, gara-gara kamu sih (dia menuduh saya sbg penyebab dia tak sempat main komputer.DOH!) ... (lalu dia tampak berpikir, mencoba menyebut nama saya yang tentu saja belum dia tahu).... si pipi chubby!!" WHAT? seumur idup baru ada nih bocah yang manggil saya begitu. Padahal dia gendut dan CHUBBY juga pipinya -___-a
Monday, August 8, 2011

“Innamal a'maalu bin niyat”.

Semua amalan, tergantung niatnya
kira-kira begitulah arti dari kalimat judul itu.
Hmm, entahlah. Semoga semangat yg saya rasakan saat ini benar-benar pure karena memang saya antusias memelajari hal yang baru saja diamanahkan kepada saya.
Saya agak tersentak membaca tweet seorang teman yg ditujukan pada saya.
Tweet itu seakan mengatakan bahwa ada motif lain yang menyebabkan saya bersemangat.
Ah, apa benar saya se'cemen' itu?
Jujur, saya agak sedih membacanya.
Jangan-jangan sebenarnya tweet itu benar, bahwa motif lain itu yang membuat saya se-semangat ini?
Allah, engkau yang maha tahu
Aku tidak mau se-rendah itu, mengerjakan kebaikan hanya untuk 'dipandang' orang lain :(

Saya pribadi memang menyukai hal-hal yang "baru", yang asing, yang menuntut saya untuk mengerahkan segala upaya yang saya punya.
"Life begin at the end of the comfort zone". Ya, saya merasa lebih 'hidup' jika keluar dari zona nyaman saya, terpaksa belajar dari nol lagi, menjadi beginner lagi.
Entah kenapa tweet itu bikin saya agak sedih, seakan meragukan semangat yang saya punya ini :( tapi di sisi lain, saya anggap itu sebagai pengingat bahwa saya harus meluruskan niat.
Yaudahlah ya aisyah ibadi, just do ur best, hanya Allah yang Maha Tahu dan bisa mengenal isi hati hambaNya. Bismillah. Luruskan niat. SEMANGKAAA, SEMANGAT KAKAAA!
Sunday, August 7, 2011

Magang @ Mandiga #1

Mandiga adalah sebuah nama sekolah khusus bagi anak-anak autis
Alamatnya di Jalan Mulawarman No.3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Pertama kali tau bahwa saya ditempatkan magang di sana, saya excited banget.
Yap, saya pribadi memang amat sangat berminat mendalami dunia anak-anak special needs, termasuk autis.

Yang saya ingat, begitu mendengar kabar tersebut, saya langsung googling alamat sekolah itu. Dan dari hasil googling itu, saya menemukan bahwa mandiga itu singkatan dari mandiri dan bahagia. Aww, it really touch my heart :')
Dua kombinasi kata itu - mandiri dan bahagia- terdengar indah banget :)
Terlebih saat magang, saya melihat anak-anak itu nampak mandiri: makan sendiri, meletakkan barang kepunyaan di tempatnya, dll. Mungkin bagi kita, orang dewasa, hal ini terlihat sepele. Namun jika anda sempat membaca mengenai anak berkebutuhan khusus, mereka lebih sulit untuk diajarkan fungsi adaptif (seperti makan, merawat diri: gosok gigi,mandi,dll) dibanding anak-anak pada umumnya).
Dan mereka nampak BAHAGIA

Mungkin saya terlalu cepat mengambil kesimpulan ini, tapi itulah yang saya rasakan dari beberapa hari magang di Mandiga.
Mungkin juga hal ini dikarenakan saya lebih sering mendengar cerita-cerita sedih tentang bagaimana anak berkebutuhan khusus diperlakukan tidak adil oleh lingkungan mereka: diejek, ditertawakan, bahkan ada yang menganggap gila , hanya karena mereka BERBEDA
*Allah, masih membekas dalam benak saya wajah seorang ibu dari anak dengan retardasi mental ringan, berkaca-kaca menceritakan bagaimana anaknya di-bully oleh tetangganya :''(. Itulah sebabnya saya sangat ingin mendalami dunia special needs ini, ingin sekali membuat sekolah untuk mereka, menghapus perilaku-perilaku yang mendiskriminasi anak-anak itu, membuat mereka menjadi anak-anak yang mandiri dan bahagia :)
Tapi di sekolah ini, melihat anak-anak luar biasa ini diperlakukan dengan baik, saya merasa pastilah anak-anak itu merasa bahagia. Setidaknya bertolak belakang dengan cerita-cerita sedih yang sering saya dengar.

Dari hasil ngobrol dengan guru-guru di sana, saya "sedikit" tahu sejarah anak-anak di sekolah itu. Ada yang dulu, ketika pertama kali datang sama sekali penyendiri, menangis di pojokan, tantrum sampai membuka pakaiannya sendiri. Sekarang? wah, mereka sudah bisa berkomunikasi dengan cukup baik, meski terkadang pelafalannya kurang jelas. Ada yang sudah bersekolah di sekolah biasa. Saya yang mendengar dan melihat kenyataannya saja merasa bahagia, apalagi para guru yang sejak dahulu membimbing siswa/i itu sampai sekarang ya? pasti amat sangat bahagia melihat anak didiknya mengalami perkembangan yang baik :D

Anak-anak di Mandiga, kehadirannya bagaikan "tonik" di tengah-tengah pekerjaan administratif yang "cukup" membuat saya nguap berkali-kali (kecuali saat menjahit alat peraga dari kain flanel.hehehehe)
Sungguh, tingkah laku mereka lucu-lucu dan bikin meltiiing :D :D
Mau tau seperti apa mereka dan tingkah laku "ajaib" mereka? tunggu ya di:
Magang @ Mandiga #2.hehehe
 

Blog Template by BloggerCandy.com