Sejarah orang-orang di sekeliling saya membuktikan
bahwa perempuan yang awalnya tidak punya perasaan khusus, tidak menyukai,
bahkan sebel setengah mati kepada seorang lelaki, bisa berubah 180 derajat:
mencintai lelaki tsb dan menjadi pasangan hidupnya. Langgeng sampai sekarang,
punya anak empat yang anak ketiganya cantiiik sekali bernama Aisyah Ibadi
(Huuuu!! *disambit jamaah*).
Ya, hal ini terjadi juga pada perempuan yang paling saya
sayangi, Ibu saya.
Lucu deh kalo denger cerita awal pertemuan kedua orangtua
saya.
Diawali dengan rasa sebel dan penolakan mati-matian, eh
berakhir di pelaminan (icikiwit!)
Kenapa bisa?
Kalau saya amati, kisah-kisah serupa selalu diisi oleh tokoh
lelaki dengan satu karakteristik yang sama : GIGIH MEMPERJUANGKAN CINTANYA!
#eaaa
Ya, para lelaki yang disebelin sama perempuan-perempuan yang
kemudian menjadi istrinya itu, entah cintanya udah mentok di situ apa gimana,
yang jelas terlihat sekali 'lihai' dan pantang menyerah mendapatkan hati sang
gadis (yaks, kenapa lama-lama tulisan ini bahasanya agak menjijikan?).
Mulai dari strategi pura-pura wudhu dan numpang sholat di
rumah si gadis >> strategi berkedok agama dari Papah saya nih :p
Sampai yang ekstrim, menurut saya, pedekate ke calon mertua!
Yang terakhir, karena desperate ditolak mulu ama si cewe,
akhirnya mendekati sang ortu-nya gadis sehingga mereka simpatik, dan
ujung-ujungnya si gadis ya luluh juga ngeliat si cowok ini sebegitu ingin
dengan si gadis #eaaa.
Kesimpulannya dari kisah-kisah dari orang-orang di
sekeliling saya itu adalah: perempuan akan luluh dengan laki-laki yang
memperjuangkannya. #eaaa
Udah ah, ini tulisan lama-lama ngenekin.
Saya cuma penasaran aja sih, apakah sejarah itu akan
terulang pada kehidupan saya?
Biar waktu yang menjawab ;)
0 comments:
Post a Comment