Sunday, January 19, 2014

Pindah Rumah

Halo,
sepertinya saya akan pindah rumah, rumah tempat saya menulis.
dari blogspot ke tumblr, mengikuti arus kekinian. wakakak
Humm, saya menemukan plus minus dari blogspot maupun tumblr sih.
Tapi yang utama, ada hal-hal yang tidak ingin saya ingat tetapi rasanya terus diingatkan tiap kali membuka blogspot ini :")
Jadi, saya memutuskan untuk pindahaaan :D :D
Kunjungi rumah baru saya sesering kamu mengunjungi blog ini ya. Hahaha.

yuk, mampir ke: http://ibadi.tumblr.com/

*meskipun belum ada postingan baru sampai saya menulis ini sih (lalu ditimpuk se-blogspot)
Monday, January 13, 2014

healing

Those memories, sad memories.

But, "even a sad memories didn't have to remember only that way"
So this is the only thing I can do to fix them all.
Remember all as if I wrote a novel and finally I can finish it after a loooong long time.
In order to write another story, find another ending, a happy ending :)
Tuesday, December 24, 2013

keberagaman

Pagi ini, entah mengapa merasa bersyukur telah dikenalkan, berteman dan bersahabat dengan orang-orang yang beragam.
Ya, beragam secara suku, agama, kebiasaan, status sosial ekonomi, dan lain-lain.
Stereotip, prasangka, memudar, menghilang seiring dengan semakin mengenal dan berinteraksi.

Ketika saya memasuki lingkungan di mana saya menjadi minoritas, masih kuat dalam ingatan ketika seseorang menanyakan saya bagaimana rasanya (jadi minoritas), "Kamu ga culture shock? Secara kamu (dan dua orang lainnya) berbeda dari kebanyakan?"
Di awal sempat khawatir, apakah saya bisa bergaul dengan baik di lingkungan ini.
Tapi toh saya yakin, selama kita memandang positif sejak awal, semua akan positif pada akhirnya.
Dan itu terbukti.

Alhamdulillah.

Bagi saya, menghilangkan stereotip dan prasangka itu setidaknya mengurangi beban pikiran. Berpikiran negatif itu bikin capek soalnya :p
Saturday, December 21, 2013

time and distance will heal.

Beri saya jarak
agar saya bisa melihat ini semua secara menyeluruh
barangkali selama ini ada kebaikan-kebaikan yang luput dari penglihatan

Beri saya waktu,
untuk menata kembali apa-apa yang terserak
mengembalikannya seperti sedia kala

Give me time.
Give me distance.
Because I believe time and distance will heal.
Sunday, December 8, 2013

Maira: Titik #7

"Jadi?"
"Jadi? Ya selesai, na. Terjawab sudah"
Ina memandang sahabatnya yang tersenyum. Ia tahu, ada luka di balik itu. Mata sembapnya tak bisa menutupi apa yang terjadi semalam tadi. Tapi toh ia menghargai usaha Maira, untuk tetap tersenyum.
"Lalu?"
"Lalu? Ya berlanjut seperti biasanya, Na. Apa yang dianggap buruk belum tentu begitu dalam pandangan Tuhan, bukan? God turns you from one feeling to another and teaches you by means of opposites, so that you will have two wings to fly-not one*. Aku, berprasangka baik saja pada Tuhan yang Maha Baik"
"Terus?"
"Terus? Lalu? Jadi? Hah. Aku pun bisa merespon kalau cuma seperti itu, Na" Maira melemparkan bantal yang ada di dekatnya kepada Ina, tertawa. Ina mengelak, dan ikut tertawa lega. Ia tahu, sahabatnya, tabah seperti biasanya.

Akhirnya, satu kisah selesai ditulis.
Terpaksa diselesaikan sebelum berlarut-larut.
Tidak berakhir dengan bahagia, memang.
Tapi batin ini rasanya lapang, sebab segala tanya sudah bertemu jawabnya
Meski ada yang menggenang di pelupuk mata, tapi ini yang terakhir kalinya.
Dan tidak akan pernah ada lagi. Tidak akan pernah.
...................................................................
Jika mengagumimu sudah sebegini bahagia,
memilikimu menjadi hal yang tidak perlu**

Maira, 13 Desember 2001





*) Quote by Jalaludin Rumi
**) dikutip dari bait terakhir Puisi Untukmu oleh Marissa Abdul
 

Blog Template by BloggerCandy.com