Monday, January 28, 2013

Ibu Ainun Habibie

Euforia kisah-kasih Bapak Habibie dan Ibu Ainun masih terasa hingga sekarang.
Sayapun terhanyut, sampai sesenggukan sendiri baca buku Habibie & Ainun maupun nonton rekaman ulang wawancara dengan Bapak Habibie soal kisah hidupnya dengan Ibu Ainun. Hiks *mata berkaca-kaca*
Lalu, komentar-komentar seputar itu pun pengalir deras di timeline twitter.
Mulai dari yang komen biasa seperti:
"So sweet :'') " atau "Pak Habibie setia bangeeet :')"
Atau komen menjurus kode sembari curcol macam ini:
"Aaa, mau punya pasangan engineer romantis seperti Pak Habibie"
Ada juga yang rada-rada religius seperti:
"Semoga Allah mempertemukan kita dengan Habibie / Ainun-nya masing-masing"
Dan banyak juga yang terlalu cepat mengambil kesimpulan seperti:
"Itu Habibie-Ainun menyatukan antara teknik dengan rumpun kesehatan lho, sudah ada true story nya, dan akan makin banyak lagi kisahnya" >> copas dari mantan petinggi kampus :p
Eh psikologi juga dari rumpun kesehatan, kak. Kesehatan jiwa #selfpromotion

Kebanyakan yang komen sih perempuan. Yah, perempuan mana yang tidak mau begitu dicintai oleh pasangan hidupnya? Saya juga mau
(Celingak-celinguk. Sepi. Ihik.  #kemudianhening)
Maka dari itu, saya penasaran, bagaimana sosok Ibu Ainun sebagai istri, membaktikan diri kepada suami sehingga ia begitu dicintai dan dikenang oleh sang suami. Untuk menjawab rasa penasaran saya, saya baca buku Habibie & Ainun. Sengaja tidak membahas dari film-nya, karena selayaknya film yang diangkat dari buku, pasti banyak hal-hal esensial yang terbuang :p Lagipula, buku itu tulisan Pak Habibie sendiri. Murni, tanpa editan sana-sini. Dan, saya memang belum nonton filmya sih. Hahahaha *dilempar sendal*

Ohiya, sebelum membahas Ibu Ainun, yang penjadi perhatian saya adalah bagaimana cara Bapak Habibie menggambarkan cintanya dengan kalimat "...cinta yang murni, suci, sejati, sempurna, dan abadi!". Sering sekali saya menemukan kalimat ini di dalam buku. Kata "murni, suci, sejati, sempurna dan abadi" ga pernah ketinggalan :)
Beneran deh, you'll feel how deep is his love for her while you read this book :''

Oke, setelah saya membaca buku ini, jawaban atas rasa penasaran saya itu ternyata:

"Ainun terus menerus dengan kesabaran dan ketabahan yang tulus memberi dorongan dan mengilhami saya dalam segala pekerjaan....Ainun tidak pernah menuntut dan memberi persoalan, sehingga saya dengan tenang dapat konsentrasi pada pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang sedang saya hadapi. Yang diperhatikan Ainun adalah semua yang berkaitan langsung dan tidak langsung dengan kesehatan saya.....Jika saya lelah, Ainun selalu menyapa dengan senyuman dan pandangan mata yang memukau dan saya rindukan selalu"
Hal 23. Yang saya garisbawahi, itu selalu ditulis oleh Bapak Habibie kala menggambarkan senyuman Ibu Ainun, memukau dan membuat rindu :)
"Ainun selalu mendengar pemikiran saya dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kritis dan menarik, selalu sabar, konsisten memberi semangat, dorongan dengan keyakinan bahwa apa yang saya laksanakan itu adalah yang terbaik. Ainun sangat memperhatikan kesehatan saya. Ia tidak pernah mengeluh karena tidak kebagian waktu...Ainun yang sangat berdisiplin itu, tidak pernah mengeluh atau membuat komentar yang menjadikan saya gelisah. Yang sering diberikan adalah senyuman yang memukau hati dan yang selalu saya rindukan"
Hal 26.
"Karena itu saya sampaikan kepada Ainun, jikalau anak kami seorang pria, maka nama yang tepat adalah "Ilham Akbar". Ibu kandung bayi kami ini, Ainun, selalu mengilhami, menenangkan dan memberi semangat kepada saya, membuat suasana tentram sehingga apa yang tidak mungkin menjadi mungkin"
Hal 34.
"Mengasuh Ilham yang begitu aktif sambil mengandung, muntah, meludah dan membereskan rumah seorang diri adalah pekerjaan yang tidak gampang. Tetapi Ainun tidak pernah mengeluh dan melaksanakan tugasnya dengan kesabaran sebaik mungkin. Ia tetap segar dan cerah ketika saya pulang. Senyumannya terus memberikan ketenangan dan mencerminkan kebahagiaan. Saya sering menceritakan pengalaman di kantor dan Ainun selalu mengilhami saya dengan senyuman yang kurindukan"
Hal 47

dan masiiiih banyak lagi puji-puji dan syukur Bapak Habibie karena beristrikan Ibu Ainun yang intinya menggambarkan betapa sosok Ibu Ainun selalu memberikan ketentraman lahir dan batin
Jadi, sebaik-baiknya istri adalah yang menentramkan ya kalau melihat sosok Ibu Ainun ini :)

"If you want Muhammad, you've gotta be Khadijah"
If you want Habibie, then you've gotta be Ainun
But you won't be both, because you are y.o.u.
Just give your best, then :)

2 comments:

dea alias dey said...

kyaaa~kyaa~unyu banget yaa Ais bu Ainun dan pak Habibie ini kisahnya :3 uh, subhanalloh.. semoga bisa selalu semangatt meneladani kisah istri-istri inspiratif seperti inii

aisyahibadi said...

iyaa,semangat menjadi istri sholehah yah kak :D

regards,
wife-soon-to-be :p

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com