Thursday, January 3, 2013

:)

Beberapa kali melanglang buana di social media, saya menemukan tulisan ini. Biasanya teman mengcopy-paste dari temannya, dan di co-pas lagi, lagi dan lagi. Dan sampai saat ini saya belum punya waktu untuk mencari sumber utama (baca: males :p ). Meskipun kuat dugaan saya bahwa ini adalah cuplikan dari biografi salah satu tokoh besar di Indonesia. Namun, terlepas dari apakah benar ini dikatakan oleh yang disebutkan dalam tulisan berikut, toh tulisan ini cukup menggugah :) Berikut co-pas dari co-pas teman saya :p

Ibu Ainun (istrinya) Habibie :

“Mengapa saya tidak bekerja?
Bukankah saya dokter? Memang.
Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu.

Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yg barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri?
Anak saya akan tidak memiliki ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja?

Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Bertahun- tahun kami bertiga hidup begitu.
Jangan biarkan anak-anak mu hanya bersama pengasuh mereka.

Bagaimana bila dibantu pengasuhan dengan kakek neneknya?
Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga.

Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya.

Mudah-mudahan ini bisa jadi penyemangat dan jawaban utk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga & anak-anaknya.

Karena ingin Rumah Tangganya tetap terjaga & anak2 bisa tumbuh dgn penuh perhatian, tidak hanya dalam hal akademik, tapi juga utk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran orangtua.

Belajar dari kesuksesan orang-orang hebat, selalu ada pengorbanan dari orang-orang yang berada di belakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah.

Berbanggalah Engkau sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yg paling mulia.."

Dan memang benar kan? Sebab masa kanak-kanak tidak akan terulang :'')
Semoga jika saya diberi kesempatan menjadi Ibu nantinya, saya bisa optimal mengurus dan mengamati tumbuh kembang anak saya. Harus! 

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com