Di KJD, anak-anak dididik untuk
menjadi orang cerdas, bukan pintar. Apa bedanya? Kalo kata Om Gan, orang pintar
itu untuk diri sendiri (kepintarannya), sedangkan orang cerdas tidak hanya
pintar tapi juga menjadikan keberadaannya bermanfaat untuk orang lain. Ohiya,
ketika saya tanya target yang harus dicapai/ penilaian untuk anak, Mbak Indah
bilang di KJD anak-anak akan diajarkan sampai bisa. Jadi targetnya ya membuat
anak yang tadinya kurang cakap menjadi cakap, yang tidak bisa menjadi bisa.
Masalah banyaknya murid yang diajar tidak jadi masalah, toh nanti juga akan
terseleksi secara alamiah. Hehehe. Yang kurang niat belajar pasti mundur
teratur. Untuk ‘ujian’, biasanya anak-anak KJD diminta mengadakan konser, gabungan
dari seluruh kelas. Konsernya bisa mingguan maupun di akhir tahun dan terbuka
untuk umum. Menurut saya ini bagus banget untuk melatih anak mengonsep sebuah acara
(konser) sekaligus melatih rasa percaya diri mereka dengan tampil di depan
publik :)
Jangan Jual Kemiskinan!
Om Gan ini ga suka melihat
lembaga-lembaga sosial yang memasang kata “Yatim”, “Panti Asuhan”, dan sebagainya. Kata beliau itu termasuk menjual kemiskinan, dikesankan seolah mereka (lembaga-lembaga tsb)
melarat dan itu bikin beliau malu. Beliau bilang kalaupun kita miskin harta,
kita harus kaya jiwa. FYI, Om Gan dan KJD-nya ga pernah menyebar proposal minta
dana/ sponsor sana-sini loh. Katanya, kalo mau minta ya langsung aja ke yang
Maha Pemberi Rizki: Allah. Terus dana untuk operasional KJD darimana? Ya, pihak
KJD tidak menolak jika ada yang datang dan memberikan bantuan. Selain itu, di
area KJD ada fasilitas Outbond yang dikelola KJD dan halaman KJD yang sering disewa
untuk penyelenggaraan kegiatan. Dari situlah pemasukannya. Dan
omongan Om Gan ini bukannya tanpa bukti. Semua fasilitas yang ada di KJD
merupakan pemberian orang-orang tanpa diminta. Lahan luas yang menjadi halaman
KJD sekarang ini adalah tanah pemberian mertua Om Gan, bangunan museum dan
kantor sumbangan dari PT Holcim, dsb. Makanya Om Gan sering bilang ke
anak-anak didiknya bahwa semua yang ada di KJD adalah titipan Allah yang harus dijaga
dengan baik. Ada sedikit cerita dari Mbak Indah yang menurut saya mencerminkan perilaku orang cerdas. Jadi, sebelum ada fasilitas
outbond, ada tanah kosong tidak terpakai milik seorang warga di sekitar KJD.
Alih-alih membeli tanah tersebut, Om Gan memutuskan untuk menyewa lahan
tersebut untuk dijadikan lahan outbond supaya tidak hanya KJD yang mendapatkan
pemasukan dari outbond, tapi juga warga tersebut. Cerdas kan? ;)
Quotes Doank
Jujur, image seorang Om Gan a.k.a
Dik Doank yang terekam di kepala saya adalah seorang presenter acara olah raga
yang humoris. Melihat dan mendengar beliau secara langsung, membuat saya harus
menata ulang image beliau yang sudah terbentuk sebelumnya. Beliau tetap
humoris, tetap terlihat suka bercanda dan ekspresif (waktu Farabi/ Om Dwiki
manggung, Om Gan tanpa canggung joget-joget di depan. Menikmati alunan
musik yang emang ngundang buat gerak
banget sih. Saya dan teman saya, Selfi, untungnya cukup bisa menahan diri,
kecuali jempol kaki dan tangan. Heheheh). Seorang Om Gan, yang saya lihat waktu
itu sangat filosofis dan kata-kata yang keluar dari beliau kalau boleh saya
bilang: puitis religius. Sangat religius. Selalu berkaitan dengan Allah (FYI,
beliau ini, selain kalau mau mulai kegiatan, sering mengajak audiens muslim
untuk baca Al Fatihah, mendoakan orang lain. Sementara yang non-muslim berdoa
sesuai keyakinan mereka). Setiap kali beliau mengutarakan pandangannya akan
sesuatu, kata-katanya itu bikin saya mikir dan merenung. Memang ada beberapa
yang saya kurang setuju, tapi secara keseluruhan kata-kata beliau cukup bagus
untuk dijadikan bahan renungan. Beberapa di antaranya yang sangat mengena di
hati saya adalah:
"Kaya dan berkah itu berjalan beriringan, namun terpisah di persimpangan. Kaya banyak memiliki sedangkan berkah mungkin sedikit memiliki tapi bisa banyak berbagi”
“Hidup adalah proses, dan proses adalah perubahan, perubahan itulah yang menandakan kita hidup.. bila kita yang hidup takut akan perubahan, sesungguhnya kita sudah mati… atau kita tetap hidup, tetapi dalam kemiskinan jiwa dan hati.” *
“Kalau kamu melihat kaleng bekas di jalan dan menyadari bahwa kaleng itu akan membahayakan orang yang melewati jalan tersebut, lalu kamu mengambil kaleng itu dan menyingkirkannya dari jalan agar tidak membahayakan orang lain, itulah Agama. Jika kamu tidak sekedar menyingkirkan/ membuang kaleng itu dari jalan, tetapi kemudian memikirkan apakah kaleng itu kelak bisa dijadikan sesuatu yang bermanfaat (dan membuat manfaat dari kaleng itu), itulah Ihsan”
Yah, itulah ulasan saya mengenai
Kandank Jurank Doank. Sangat menyenangkan dan dapat banyak pembelajaran dari sana.
Terimakasih KJD, semoga kelak saya punya "museum" di rumah untuk memajang karya anak-anak, minimal anak saya sendiri lah. Wkwk. Hope I'll come back there! :)
ngobrol bareng Mbak Indah di Museum KJD |
tim MC dan Mbak Indah :) yg cowok di bawah itu entah siapa :p (digetok Andy) |
*) dikutip dari catatan teman saya, Andy di Membangun Indonesia lewat Mendidik Bangsa Pencipta . Menarik tulisannya loh, worth to read :)
1 comments:
aiiiiss..
ai di sinii :D
wuiii KJD keren yak. agak nyesel kemarin ga bisa ikut. semoga besok2 bisa ke sana :)
tulisannya bagus iis.. keep writing yah neneeng
me miss u. cup muah :*
Post a Comment