Sunday, May 12, 2013

Mampir ke Kandank Jurank #1



Hari ini, saya bersama tim Manggarasi Cerdas Dreamdelion: Farah, Selfi, Eka dan Andy; berkunjung ke Kandank Jurank Doank. Kandank Jurank Doank (KJD) ini kalau saya simpulkan adalah sebuah komunitas seni yang merangkul (memfasilitasi) siapa saya yang ingin belajar kesenian tanpa dipungut biaya apapun. Kelas-kelas yang ada di KJD ini antara lain kelas Vocal, Violin, Percussion, Guitar dan Theatre. Ohiya, perintis KJD ini adalah Mas Dik Doank, yang ternyata di sana dipanggil Om Ganteng, jadi saya akan nyebut Om Gan aja yaa :p Awalnya beliau membentuk komunitas ini di Kemayoran karena dulu di situlah tempat tinggalnya. Lalu pindah ke daerah Sawah Lama, Ciputat, tempat yang sekarang ini kami kunjungi.

Sesampainya di sana, pandangan saya langsung tertuju ke gapura bernuansa pop art, berisikan kumpulan foto-foto legend Indonesia maupun Internasional: Nike Ardilla, Beatles, Benyamin, dan lainnya. Ah, saya yang memang senang sekali dengan karya-karya kreatif semacam itu, langsung antusias ingin menjelajah isi KJD. Benar saja, menurut saya, di KJD itu setiap jengkal bangunannya mencerminkan kreativitas manusia yang membuat saya tak hentinya mengucap “woow”, “waaah”, “iiih, keren”, dsb. Apalagi ketika kami memasuki Museum Kandank Jurank, tempat karya-karya Om Gan dan murid-muridnya dipajang, bikin ga bosen melihat dan mengagumi setiap karya yang dipajang di sana. Keren banget! :D
dari kiri-kanan: farah, selfi dan saya, berfoto di depan gapura
salah satu sudut Museum Doank :D

Kami disambut dengan ramah oleh tim KJD, termasuk oleh Om Gan. Kebetulan ketika kami berkunjung sedang ada festival jazz di KJD. Sambil menunggu check sound, diwakili oleh Ibu Ketua, Farah Mafaza, kami diminta memperkenalkan diri dan menjelaskan kegiatan dreamdelion kepada para hadirin. Kami juga ngobrol bareng dengan Mas Dwiki Darmawan, pencetus festival jazz, yang juga membawa anak didiknya sebagai pengisi acara, yaitu kelompok musik Farabi. Ngobrol-ngorolnya bukan sembarang ngobrol, tapi ngobrolin musik Jazz. Waduh, sebagai orang awam, saya agak ngeri ga bisa mengikuti obrolan ini sebenernya. Tapi Mas Dwiki dan Om Gan, serta seorang narasumber yang saya lupa namanya (maaf ya, Paaak! Pokoknya beliau suka terlibat di Java Jazz jadi kita sebut Pak JJ aja ya :p), menjelaskan dengan bahasa yang cukup ‘ramah’ sehingga mudah dimengerti. Yang menarik itu ketika Pak JJ menjelaskan asal usul musik Jazz dan Blues. Asalnya dari budak-budak negro yang sangat religius. Saking religiusnya, ketika mengalami penderitaan, mereka menumpahkannya dengan bunyi-bunyian berirama. Kenapa? Karena mereka takut jika mereka mengeluhkan penderitaan, mereka akan di-azab oleh Tuhan. Sebagai contoh, mereka kepanasan saat bekerja. Alih-alih mengucapkan “aduh, panas banget sih!”, mereka mengeluarkan irama-irama “yeeeiyeiyeee!” (contohnya agak kampung ya ini, wakakak) untuk menumpahkan emosi mereka karena cuaca panas. Hmm, kalo istilah psikologinya semacam katarsis gitu kali ya.
Tim Dreamdelion memperkenalkan diri



ngobrol bareng Om Gan dan Om Dwiki :D
Dari obrolan itu juga, saya menyimpulkan bahwa Jazz itu sendiri tidak melulu harus dikaitkan dengan musik. Jazz itu bermakna luas, yakni kebebasan dan keindahan. Dalam musik, musisi Jazz bebas menginterpretasi dan mengaransemen sebuah lagu tanpa terkungkung dalam lingkup chord tertentu, untuk menciptakan keindahan lain dari lagu itu sendiri. Jadi kalau saya simpulkan, ketika para musisi memainkan musik Jazz, mereka seperti berbicara lewat nada-nada yang mereka mainkan karena lewat nada itulah mereka mengekspresikan interpretasi mereka atas lagu itu. Paham ga? Ngga? Sama, saya juga ga paham :))
Selesai ngobrol-ngobrol asik, kami disuguhi permainan musik dari Farabi. Ini dia orang-orang keren itu.

Farabi

Mencetak Bangsa Pencipta dengan Menggambar
Selepas istirahat siang, kami berbincang-bincang dengan Mbak Indah, salah satu pengurus KJD. Kami mengajukan pertanyaan seputar kegiatan dan metode pengajaran KJD. Beliau mengatakan bahwa KJD bertujuan membentuk bangsa pencipta. Untuk mencapai hal itu, KJD meletakkan kegiatan gambar sebagai kegiatan pokok. Menurut Om Gan, melalui kegiatan menggambar daya cipta; kreativitas dan imajinasi diasah. Melalui kegiatan menggambar, pola berpikir ‘out of the box’ dibentuk. Om Gan sendiri yang turun langsung menjadi pengajar dalam kegiatan menggambar. Dalam menggambar mereka tidak diperkenankan untuk memakai penggaris ataupun penghapus. Tujuannya agar mereka tidak jadi orang yang peragu atau takut salah. Kalau ada garis/ coretan yang salah, mereka (murid-murid) harus memperbaiki kesalahan itu dengan melanjutkan garis/ coretan tersebut menjadi bagian gambar mereka. 

Cara mengajarkan gambar cukup menarik bagi saya. Om Gan biasanya memberikan instruksi dengan bercerita dan menyajikan objek nyata. Misalnya pertemuan kali ini bertema delman. Selain menyajikan delman sungguhan di hadapan anak-anak, Om Gan bernarasi, misalnya: “Coba kalian gambar delman impian. Delman ini kalau di air tidak tenggelam, kalau terjatuh dari atas tidak rusak..bla...bla..bla”. Jadi, selain ada objek nyata, Om Gan melalui narasi memberikan kriteria-kriteria ‘delman idaman’. Apakah anak akan menggambar delman yang bersayap karena mengikuti kriteria ‘kalau jatuh dari atas tidak rusak’, itu diserahkan pada imajinasi dan kreativitas anak. Objek nyata diberikan sebagai template dasar saja, penambahan ataupun modifikasi bentuk lagi-lagi diserahkan kepada murid-murid KJD. Contoh lain, murid-murid diberi gambar kaos polos kemudian mereka diminta mendesain kaos tersebut. Menurut keterangan dari Mbak Indah, pemberian template (objek nyata) dan kriteria itu penting agar anak tidak bingung dan untuk memancing ide-ide kreatif anak. Di awal kegiatan menggambar, mereka ditekankan untuk serius dalam melakukannya, sebab akan dipilih yang terbaik untuk dipajang di museum. Kepada murid-murid ditekankan bahwa yang tidak terpilih untuk dipajang bukan berarti karya mereka tidak baik, hanya saja itu tanda mereka harus lebih serius dalam mengerjakannya. Penekanan hasilnya pada keseriusan berproses, bukan pada kesempurnaan bentuk :)

to be continue , penulisnya udah ngantuk. hihihi


0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com