Saturday, January 28, 2012

Prasangka


Entah kenapa, kata “prasangka” cenderung saya artikan negatif jika mampir di telinga. Dan tulisan ini juga menggambarkan prasangka-prasangka (negatif) saya terhadap pengalaman/ kejadian/ fenomena di sekitar. Duh,saya tau berprasangka negatif itu dosa. Tapi hal ini terkadang muncul begitu saja, dan tentu saja, tidak saya biarkan larut terlalu lama. Selalu saya atasi dengan berbaik sangka kemudian. Jadi mekanisme-nya gini: berprasangka (negatif) – inget dosa – takut – buru-buru ubah mindset untuk berbaik sangka. 

Ah, kenapa jadi berbelit-belit gini?

Ahahaha. Baiklah, intinya saya iseng pengen nulis reaksi spontan saya, berupa prasangka terhadap pengalaman/ kejadian/ fenomena di sekitar. Cekidooot!

1. Membaca tweet seorang teman “gua mah ga galau” --> ini bocah lagi galau tapi dalam tahap denial atau apa ya? ahahaha. Entah kenapa saya melihat tweet itu sebagai bentuk defense mechanism. Hihihii. Maafkan akooh temaaans!

2. Seorang ibu menghampiri saya, mengaku kehabisan ongkos. Awalnya minta 30.000. Dengan lembut (ehem), saya menolak. Ibu itupun menurunkan harga jadi 25.000. Saya tetap teguh untuk tidak memberi. Akhirnya Ibu itupun banting harga: 10.000 AJA GA ADA JUGA, DEK??. Saya tetap kukuh mengatakan tidak. Akhirnya, ibu itu pun pergi dengan muka masam. --> entah kenapa hal ini seringkali saya alami di tempat yang berdekatan: di kampus dan sekitarnya, di angkot dari Depok menuju rumah. Bahkaaaan, saya pernah mengalaminya dengan pelaku yang sama. Bedanya kemaren ga pake jilbab, hari berikutnya pake jilbab. Dua tokoh dari orang yang sama namun  tak serupa ini sama-sama mengaku kehabisan ongkos. DOH! Makanya tiap didekati ibu-ibu yang mengaku kehabisan ongkos, kata pertama yang terlintas di benak saya adalah: p.e.n.i.p.u.a.n

3. Melihat dua orang laki-laki berjalan bersama --> errr? pasangan? apalagi kalo yang satu-nya nampak kemayu atau berangkulan/ bergandengan tangan -__- entah kenapa semenjak masuk Psikologi jadi peka sama pemandangan ini. Terus ngamatin dan seenak udel men-judge. Maafkan saayaaah

4. Pengamen “gagu” atau yang ngaku-ngaku baru keluar dari penjara --> ngibuuul! atau mungkin bener? tapi saya ga simpatik sama sekali. Sebenarnya untuk sedekah saya lebih suka ke badan amil zakat atau rumah zakat. Tapi kadang mengandalkan hati nurani juga kalo ketemu di jalan.
5. “Ga ada kembalian, mbak” – Mbak-mbak AlfaMart di Kampus saat saya menyodorkan uang 50ribuan --> bohooooong! *gatel pengen buka laci kasir*

6. Terima SMS: “Is, lagi sibuk gaaa? :)--> ni orang pasti mau minta ‘sesuatu’ deh. Ahahahaha

7. Ketemu mas-mas/ mbak-mbak di angkot yang minta sumbangan untuk masjid yang letaknya nun jauh di sana, di antah berantah. --> ngibul bukan?

8. Cowok: ”emangnya ga dianter pacar?” --> ini teh emang ’bahasa halus’ cowok untuk menanyakan ”kamu masih single atau engga” atau cuma pikiran saya aja yang ke-GR-an?hihihi.

9. ”Is, lagi ada duit ga?” --> ini mau pinjem apa minta?

10. dst
11. dst

Yak. Ternyata cukup banyak hal sederhana yang memancing prasangka saya. Hampura Gustiiiii...

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com