Tuesday, June 22, 2010

Kejadian ini mengingatkan aku padamu :)

Selasa, 15 Juni 2010

Pagi ini, suasana kostan tak seperti kemarin-kemarin. Setidaknya bagiku. Aku bangun dengan kepala yang beraaat sekali (pusing banget maksudnya). Belum lagi rasa mual yang sedari malam hinggap dan makin menjadi-jadi pagi itu. Allah, bahkan untuk melangkahkan kaki ke kamar mandi rasanya tak sanggup. Sampai-sampai shalat subuh kulakukan dengan duduk. Mual dan pusing, aku mengerti obatnya cuma satu: aku harus muntah terlebih dahulu supaya rasa mual ini hilang. Ya, rasa sakit seperti ini sebenarnya sudah sering dialami tubuh yang ringkih ini. Penyebabnya kalo ga kecapekan, pasti makannya ga bener (aku punya maag).

Aku minum susu hangat lalu makan biskuit sebanyak-banyaknya dengan harapan akan muntah. Dan benar saja, tak lama kemudian aku muntah. Biasanya, sakit seperti ini akan berkurang setelah aku muntah. Tapi kali ini tidak. Aku malahan tambah mual dan lemas. Aku pun minum teh manis hangat untuk mengurangi rasa mual, lalu makan roti karena perutku yang kosong mulai terasa perih. tak lama kemudian, aku muntah lagi. Oke, nampaknya aku harus berhenti memasukan makanan ke tubuhku. Aku pun berbaring. Tapi perutku perih banget. Kupaksakan makan roti sangaat perlahan, dengan harapan cara ini tidak membuatku muntah (aku gatau sih ini bener apa engga, sotoy bgt ini mah.haha). Dan ternyata ga berhasil juga euy. Tetep aja muntah. T__T

Baik. Aku menyerah. Kupaksakan supaya tidur namun aku terbangun 15 menit kemudian, karna perutku yang kosong makin perih. Aku memutuskan untuk membeli sop daging ke warteg. Tak sampai setengah jalan, aku merasa mual sekali. Gawat banget kalo sampai muntah di jalan. Aku pun berbalik, kembali menuju kosan dengan setengah berlari. Takut muntah di jalan. malu-maluin kan.hehe. Benar saja, belum sempat tanganku meraih engsel pintu kamar kos ku, aku muntah di halaman kosan tepat di saluran (got) kecil di depan kamar. Ibu kost dan Ai, temanku, ada di situ saat itu. Ibu kost membawaku ke dalam kamar, membaringkan aku di tempat tidur, lalu buru-buru keluar. Tak lama, beliau datang membawa seperangkat penyembuh: minyak angin, minyak tawon, segelas air madu hangat, dan segelas cairan hitam yang tampak mengerikan di mataku. Ibu menyuruhku meminum cairan hitam itu, ternyata itu seduhan kunyit kering!hahaha. Aku udah ngeri-ngeri aja itu apa kan.Aku minum, wekk!pait!! lalu ibu memberiku air madu untuk menghilangkan rasa pait.Dengan lihai, jari jemari ibu mengurutku mulai dari tengkuk leher sampai ujung kaki. Aku yang emang sensitive banget, maksudnya gampang merasa geli kalau disentuh, tertawa terbahak-bahak saat diurut. Tapi tawa itu berubah rintihan saat si ibu mencet-mencet bagian dengkul dan telapak kakiku.sakiit :(

Selesai diurut, ibu membawakanku sarapan. Aku terharuu banget. ibu kost ku emang top markotop deh. :) Aku jadi inget rumah dan inget ibuku tentunya.hiks. Dan tambah terharu saat ai membelikan aku sop daging. Terimakasih ya ibu kost dan ai :)

Aku pun mulai mengisi perutku dengan makanan yang ibu berikan dan sop yang ai belikan untukku. Tapi, tetap saja. Begitu masuk makanan, beberapa menit kemudian aku muntah. Begitu terus sampai rasanya ulu hatiku sakit, perutku lelah karna sedari tadi muntah. Saat itu tiba-tiba aku teringat kakakku. Kakakku yang sedang hamil biasa muntah-muntah di pagi hari. Aku jadi berpikir, mungkin deritanya seperti yang aku alami saat ini. Kakakku pernah bilang, saat hamil sebenarnya ia ingin sekali makan-makanan yang bergizi, yang baik untuk perkembangan janinnya. Tapi untuk mewujudkan itu saat hamil susaah banget, meskipun biasanya kakakku tukang makan (sama seperti aku). Rasa mual yang dirasakan justru membuat kakakku tak nafsu makan.Lalu aku teringat ibuku. Aku membayangkan seperti inilah rasanya saat beliau mengandung kami anak-anaknya. Aku membayangkan tekanan yang dialami para ibu saat hamil, benturan antara kesadaran untuk makan-makanan yang baik untuk janin dengan rasa mual yang dialami. Belum lagi rasa lelah karena sering mual lalu muntah.

Ibu, bahkan sebelum anak-anakmu lahir, kami sudah merepotkanmu...


Tanpa sadar aku menangis. Bukan karena nyeri yang aku rasakan. Tapi aku inget ibu. Inget perbuatan-perbuatanku yang mungkin menyebalkan, yang kalo disuruh suka menampilkan muka masam, cemberut. Ya, aku suka sebel kalau lagi mengerjakan tugas/kegiatan kuliah, ibu minta tolong padaku ini-itu. Pikirku, ibu ga pengertian banget nyuruh-nyuruh aku padahal aku lagi sibuk. Aku melupakan bahwa ibuku dulu terbangun hampir setiap malam karna tangisanku. Aku lupa dulu ibuku membersihkan kotoranku dengan sabar padahal saat itu beliau sedang makan. Aku lupa dulu ibuku harus sering-sering mengganti popok dan sprei karna basah oleh pipisku. Aku lupa bahwa ibu yang membuatkan aku teh manis, mengompres aku saat demam, meninggalkan aktivitasnya sejenak untuk merawatku.

Semenjak kost, aku baru ngeh hal-hal yang nampaknya remeh, tapi sesungguhnya, itu salah satu bentuk kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya. Aku perhatikan, kalau ibu tau aku atau kakakku akan pulang ke rumah, pasti deh dimasakin sesuatu yang kami suka, khusus untukku disediakan cemilan-cemilan karna ibuku tau aku suka ngemil :’) Ibuku memang bukan tipe ibu yang menghujani kami dengan pelukan dan kata-kata dalam mengekspresikan kasih sayangnya. Tapi aku melihat ekspresi kasih sayangnya itu dalam setiap perbuatan yang beliau lakukan untuk kami, anak-anaknya

Bener ya kata Kahlil Gibran, kata yang paling indah itu IBU :)


Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya.
Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta,
kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.
Siapa pun yang kehilangan ibunya,
ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasamerestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan.
Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.
Pepohonandan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.Penuh cinta dan kedamaian.
~ Khalil Gibran~



…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com