Ketika lo berkata bahwa kuliah itu mahal dan merasa ga enak sama orangtua yang membiayai kuliah,
sementara lo sendiri ga berusaha keras untuk mengerjakan tugas kuliah dengan sebaik mungkin.
Well, you have to stand in front of mirror, so your words will slap you hard.
Wednesday, September 25, 2013
Saturday, September 21, 2013
suami yang baik
entah pernah denger/ baca di mana, katanya:
hahahaha.
Allah, tolong simpan lelaki baik ini untukku, setidaknya sampai aku lulus kuliah. Aamiin.
*sempet-sempetnya si ais ini ya -__-
suami yang baik ga akan lupa mempersiapkan (mendidik) istrinya supaya bisa bertahan di saat ia tidak adadan entah kenapa inget ini di tengah kejaran deadline laporan psikopatologi.
hahahaha.
Allah, tolong simpan lelaki baik ini untukku, setidaknya sampai aku lulus kuliah. Aamiin.
*sempet-sempetnya si ais ini ya -__-
Saturday, September 14, 2013
intermezzo
the memories that so difficult to decay,
because the amygdala take many parts on it,
making the feeling uneasy to hide
and the inhibition system can't work for desire.
causing the hippocampus can't stop for recall.
*in the middle of making review for neuropsychology subject :p
because the amygdala take many parts on it,
making the feeling uneasy to hide
and the inhibition system can't work for desire.
causing the hippocampus can't stop for recall.
*in the middle of making review for neuropsychology subject :p
Monday, September 9, 2013
Jalan Lain
Seringkali saya memilih mundur, memutar arah dan mencari jalan lain.
Karena saya ragu dan tidak bisa memastikan apakah niat saya benar-benar tulus melewati jalan itu.
Toh kebaikan punya banyak jalan yang menuju kepadanya :)
Karena saya ragu dan tidak bisa memastikan apakah niat saya benar-benar tulus melewati jalan itu.
Toh kebaikan punya banyak jalan yang menuju kepadanya :)
Sunday, September 8, 2013
Kuliah (Lagi)
Halooo, para pembaca yang kece. Hehehe.
Apa kabarnya ih? Kangen yaa sama sayaaaa? *pembaca: "close" page* :))
Ah, ga terasa udah seminggu ini saya kuliah (lagi). Ya, saya kembali berkuliah di fakultas psikologi UI tercinta, kuliah profesi peminatan klinis anak. Saya ngga mau cerita motivasi dibalik pengambilan peminatan, itu. Yang mau tau biar lewat japri aja *sok iye banget sih, ais!*
Saat menulis ini, sebenarnya saya berada di tengah himpitan tugas. Tugas review, cari dan mengkritisi jurnal, baca buku ini, baca buku yang itu, baca artikel ini, unduh e-book ini dan baaaanyak lagi. Untung ga pake disuruh mikirin kamu juga #eaaa
Intinya, saya cuma mau bilang seminggu pertama kuliah ini rasanya seperti bepergian di tengah badai. << kayak pernah aja :p
Dulu waktu kuliah S1 pun sebenernya ya emang kampus saya hobinya ngasih tugas seabrek dengan deadline berdekatan. Tapi entah kenapa, kali ini lebih terasa berat. Di samping biaya kuliah yang mahal (dan biaya buku-buku yang juga ga muraah. Bayangin aja ada satu mata kuliah yang referensi bukunya sekitar 9! -_- ), saya merasa kuliah inilah yang akan menentukan kualitas diri saya sebagai psikolog nantinya. Gimana saya mau jadi psikolog anak yang bisa bermanfaat buat orang (atau setidaknya buat anak saya sendiri. Yes, I struggle this hard for you, dear :') *elus-elus perut buncit*), kalau kuliah ini tidak saya jalani secara maksimal? Ya, saya akui ketika S1 masih ada kebiasaan-kebiasaan jelek ala anak SMA dalam menjalani perkuliahan. Makanya kesalahan ketika itu ingin saya perbaiki di kesempatan kali ini.
Tambahan, peminatan yang saya ambil, konon katanya jarang meluluskan mahasiswanya tepat 2 tahun.
Dosen yang perfeksionis, perkuliahan yang padat, kasus yang harus diambil dan diselesaikan paling banyak di antara peminatan yang lain, dan info-info negatif yang lain bukannya tidak datang menghampiri pendengaran saya.
Di satu sisi saya khawatir, tapi di sisi lain saya menjadi termotivasi dan tertantang *pasang iket kepala, bakar menyan #lah*
Saya menyadari banyak sekali kekurangan diri dalam menjalani perkuliahan dan saya sadar bahwa saya pun bukan termasuk orang yang ber-IQ di atas rata-rata sehingga cepat memahami materi. Mungkin banyak orang yang tidak tahu, bahwa saya perlu 'usaha' lebih untuk bisa memahami materi dibanding teman-teman yang lain.
Tapi saya punya semangat, punya orangtua yang selalu mendoakan saya, teman-teman yang baik dan tentunya, saya punya Allah :")
Doakan saya temaan, supaya lulus tepat waktu dengan hasil terbaik, menjadi psikolog yang ilmunya berkah dan bermanfaat buat orang banyak :)
Semangat menjalani hari-hari kalian juga!
:)
Apa kabarnya ih? Kangen yaa sama sayaaaa? *pembaca: "close" page* :))
Ah, ga terasa udah seminggu ini saya kuliah (lagi). Ya, saya kembali berkuliah di fakultas psikologi UI tercinta, kuliah profesi peminatan klinis anak. Saya ngga mau cerita motivasi dibalik pengambilan peminatan, itu. Yang mau tau biar lewat japri aja *sok iye banget sih, ais!*
Saat menulis ini, sebenarnya saya berada di tengah himpitan tugas. Tugas review, cari dan mengkritisi jurnal, baca buku ini, baca buku yang itu, baca artikel ini, unduh e-book ini dan baaaanyak lagi. Untung ga pake disuruh mikirin kamu juga #eaaa
Intinya, saya cuma mau bilang seminggu pertama kuliah ini rasanya seperti bepergian di tengah badai. << kayak pernah aja :p
Dulu waktu kuliah S1 pun sebenernya ya emang kampus saya hobinya ngasih tugas seabrek dengan deadline berdekatan. Tapi entah kenapa, kali ini lebih terasa berat. Di samping biaya kuliah yang mahal (dan biaya buku-buku yang juga ga muraah. Bayangin aja ada satu mata kuliah yang referensi bukunya sekitar 9! -_- ), saya merasa kuliah inilah yang akan menentukan kualitas diri saya sebagai psikolog nantinya. Gimana saya mau jadi psikolog anak yang bisa bermanfaat buat orang (atau setidaknya buat anak saya sendiri. Yes, I struggle this hard for you, dear :') *elus-elus perut buncit*), kalau kuliah ini tidak saya jalani secara maksimal? Ya, saya akui ketika S1 masih ada kebiasaan-kebiasaan jelek ala anak SMA dalam menjalani perkuliahan. Makanya kesalahan ketika itu ingin saya perbaiki di kesempatan kali ini.
Tambahan, peminatan yang saya ambil, konon katanya jarang meluluskan mahasiswanya tepat 2 tahun.
Dosen yang perfeksionis, perkuliahan yang padat, kasus yang harus diambil dan diselesaikan paling banyak di antara peminatan yang lain, dan info-info negatif yang lain bukannya tidak datang menghampiri pendengaran saya.
Di satu sisi saya khawatir, tapi di sisi lain saya menjadi termotivasi dan tertantang *pasang iket kepala, bakar menyan #lah*
Saya menyadari banyak sekali kekurangan diri dalam menjalani perkuliahan dan saya sadar bahwa saya pun bukan termasuk orang yang ber-IQ di atas rata-rata sehingga cepat memahami materi. Mungkin banyak orang yang tidak tahu, bahwa saya perlu 'usaha' lebih untuk bisa memahami materi dibanding teman-teman yang lain.
Tapi saya punya semangat, punya orangtua yang selalu mendoakan saya, teman-teman yang baik dan tentunya, saya punya Allah :")
Doakan saya temaan, supaya lulus tepat waktu dengan hasil terbaik, menjadi psikolog yang ilmunya berkah dan bermanfaat buat orang banyak :)
Semangat menjalani hari-hari kalian juga!
:)
Subscribe to:
Posts (Atom)